Thursday, September 23, 2010

Magik masih belum padam

Damai hujan di luar,
di dalam kilang batu, berapi kota
betapa aman mendengar kebisingan lagu rayuan bergema
nyanyian rancangan cinta,
tapi keputusan telah dibuat mahkamah bertugu tunggul
dan hakim-hakim berkepala palsu
telah menjatuhkan hukuman
semanis diabetes,
sesedap kanser,
sekotor pertolongan,
sekejam persahabatan,
sesuci pengkhianatan,
ah sebegitu mulianya manusia,
untuk apa bersumpah setia
lalakkan saja gelak dan ketawalah selaknatnya,
yang meleleh tetap juga air mata
dan liur berbuih di laut janji.

Apa kau masih lagi punya rancangan itu?
Meski hujan telahpun berhenti,
dan kilang batu terkaku serta kota kembali sunyi,
api yang marak telah reda
membakar
tanpa kata - tanpa tindak - tanpa suara
seperti biasa, tanpa bising bergema merayu,
hanya tunggul tugu-tugu mencanak tak berkepala,
mendongak ke gelap langit, awanan asap berkepul-kepul
di bawahnya lahar bergerak dan merebak
bara-bara yang tersisa,
akan selalu siap untuk menyala!

= =
I was made to love magic...


Songwriters: Nick Drake, Nicholas Rodney

I was born to love no one
No one to love me
Only the wind in the long green grass
The frost in a broken tree.

I was made to love magic
All its wonder to know
But you all lost that magic
Many many years ago.

I was born to use my eyes
Dream with the sun and the skies
To float away in a lifelong song
In the mist where melody flies.

I was made to love magic...

I was born to sail away
Into a land of forever
Not to be tied to an old stone grave
In your land of never.

I was made to love magic...








No comments:

Post a Comment